Dewan Kolonel Bentukan PDIP demi Puan, Rocky Gerung Ingat Kolonel Untung dan Dewan Jenderal

  • Bagikan
Rocky Gerung

FAJAR,CO.ID, JAKARTA — Loyalis Ketua DPR RI Puan Maharani di parlemen membentuk Dewan Kolonel untuk mengangkat elektabilitas jelang Pemilu 2024. Akademisi Rocky Gerung teringat Letkol Untung dan penamaan Dewan Jenderal.

Rocky Gerung melalui kanal YouTube miliknya menyebut pembentukan Dewan Kolonel ini menarik perhatian. “Bicara tentang strategi PDIP untuk mengatur politik melalui Dewan Kolonel, kan itu yang lagi heboh sekarang,” ujar Rocky melalui kanal YouTube-nya, Rabu (21/9/2022).

Rocky Gerung menambahkan, “Kalau ada kata kolonel dalam politik mengingatkan kita pada Kolonel Untung (Letkol Untung) di Indonesia. Tapi ada juga Kolonel Khadafi, Gringo Honasan,” tutur Rocky.

Dia menilai posisi ‘kolonel’ di kesatuan memang masih cukup efektif memegang komando. Hanya saja, tidak begitu politis bila dibandingkan istilah “jenderal”

Rocky menilai penggunaan nama Dewan Kolonel atau istilah lain seperti Dewan Jenderal pasti sudah diperhitungkan. “(Memang mengingatkan) dengan nama-nama tadi, ada Gringo Honasan, Kolonel Untung, tapi ada juga Kolonel Soeharto.”

Rocky meminta jangan ada yang mengarahkan pembentukan Dewan Kolonel dengan isu-isu seperti Dewan Jenderal dan sebagainya.

Dia menilai pembentukan Dewan Kolonel itu sebagai kelompok loyalis juga sebaiknya dihormati saja. Publik tinggal menunggu sepak terjangnya di dunia politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

Pembentukan Dewan Kolonel ini dicetuskan oleh politikus PDIP, Johan Budi. Dia menegaskan bahwa Dewan Kolonel tidak berkaitan dengan DPP PDIP.

Tim ini nantinya akan membantu ketua PDIP, Puan Maharani menjadi calon presiden. “Kami di Fraksi ada sekelompok orang ingin menjadi timnya Mbak Puan untuk persiapan Pilpres itu,” kata Johan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Beberapa nama disebut masuk Dewan Kolonel di antaranya Trimedya Panjaitan, Masinton Pasaribu, Junimart Girsang, Riezky Aprilia, Lasarus, Adisatrya Suryo Sulisto, Esti Wijayati, Abidin Fikri, Agustina Wilujeng Pramestuti, dan Hendrawan Supratikno. (fajar)

  • Bagikan